Cinta Tak Berujung
oleh: Ari Indiastuti
oleh: Ari Indiastuti
Aku Ari Indi yang bisa dipanggil Ari
atau Indi. Sore itu aku sedang berjalan-jalan bersama adik sepupuku hari ini.
Kupikir hari
ini hari yang cukup cerah. Umurnya mungkin baru 4 tahun lebih sedikit. Tapi
tingkahnya terkadang seperti orang dewasa saja.
Yah… hari minggu pagi seperti ini
memang menyenangkan. Tak ada beban pikiran untuk berangkat pagi ke kuliah.
Apalagi pagi-pagi seperti ini jalanan tidak terlalu ramai. Kendaraan yang
berlalu lalang sedikit.
“Kak indi!”,terdengar suara kecil adikku memanggilku.
“Ya? Ada apa sayangku?”, tanyaku sambil berjongkok mensejajarkan diri dengan adikku yang lucu ini.
“Itu tempat apa kak?”, tanyanya dengan nada lucu sambil menunjuk ke sebuah bangunan. Matakupun mengikuti arah yang ditunjuknya.
“Kak indi!”,terdengar suara kecil adikku memanggilku.
“Ya? Ada apa sayangku?”, tanyaku sambil berjongkok mensejajarkan diri dengan adikku yang lucu ini.
“Itu tempat apa kak?”, tanyanya dengan nada lucu sambil menunjuk ke sebuah bangunan. Matakupun mengikuti arah yang ditunjuknya.
Ternyata Upi’,
nama adik sepupuku ini, menunjuk ke sebuah sekolah kanak-kanak yang memang
cukup jauh dari tempat tinggalku. Sehingga aku jarang
main ke tempat ini.
“Itu sekolah TK, pi’. Tahun depan Upi’ sekolah disini mau?”, tanyaku pada gadis kecil berambut keriting ini.
“Itu sekolah TK, pi’. Tahun depan Upi’ sekolah disini mau?”, tanyaku pada gadis kecil berambut keriting ini.
Tapi tunggu dulu. Hari minggu seperti
ini kenapa anak-anak TK masuk ya?
“Kak, masuk kesana yuuukkk!”, adikku mulai merengek . Jika sedang merengek seperti ini tak ada yang bisa menolaknya.
“Kak, masuk kesana yuuukkk!”, adikku mulai merengek . Jika sedang merengek seperti ini tak ada yang bisa menolaknya.
Tapi lumayan. Kebetulan aku ingin tahu
sedang ada acara apa disana. Jadi adikku ini bisa dijadikan alasan jika ditanya
salah satu orang yang ada disana. Aku mengambil tempat duduk di beranda rumah
yang ada di sekitar Taman Kanak-kanak itu. Bukan hanya aku yang duduk disini.
Ada juga seorang lelaki yang cukup tampan mengajak seorang anak laki-laki
seumuran Upi’.
Ternyata sedang ada semacam pentas
yang menampilkan kemampuan anak TK disini. Lucu sekali. Aku jadi teringat saat
itu,dan memoryku kembali 11 tahun lalu. Masa kecilku, lebih tepatnya masa Taman
Kanak-kanakku yang kuhabiskan bersamanya. Dulu aku tidak tinggal disini. Dulu
aku tinggal di Semarang. Dan ketika aku Sekolah Dasar kelas 2 ayahku dipindah
tugaskan ke Magelang.
Tapi kenangan masa-masa ketika aku di
Semarang tetaplah melekat dalam hatiku. Apalagi masa-masa TK saat itu. Bersama
cinta masa kecilku. Entah bisa dibilang cinta masa kecil atau apalah. Yang
penting bukan cinta monyet. Karena aku dan dia bukan monyet. hhehhee... J
Eh? Kulihat ada 2 orang anak sedang
menyanyi di depan. Yang satu laki-laki,satunya perempuan. Lucu sekali melihat
mereka berdua. Mengingatkanku ketika aku masih seumuran mereka dulu.
Bersamanya. Benar-benar masa kecil yang indah untuk diingat dan tak akan pernah
kulupakan.
Namanya Adi Yudha. Aku mengenalnya
karena kami satu sekolah saat masih Taman Kanak-kanak dulu. Sejak perkenalan
itu entah mengapa kami merasa cocok. Aku dan Yudha anak dari keluarga tentara.
Dan kami tinggal di sebuah kompleks asrama Srondol. Entah kebetulan atau apa
rumah kami berdekatan,barhadapan bahkan.
Banyak hal kami lalui bersama. Dari
memanjat pohon, bahkan ketika jatuh dari pohon Yudha yang menolongku. Main PS
bareng. Makan bareng,terutama makan kerang .Banyak hal kami lakukan bersama.
Pernah Juga sepeda kesayanganku dibocorin banyak sama temenku. Dan Yudha juga
yang membantuku. Aku menumpuk banyak alasan agar dia mau mengantarku berangkat
maupun pulang sekolah.
“kaakkkkkkk!”, aku mendengar seorang anak kecil berteriak padaku. Mengagetkanku saja.
“Ada apa sih?”, tanyaku menekan kemarahanku.Upi’ membangunkanku dari kenangan indahku. Tambah lagi laki-laki seumuran denganku yang sejak tadi duduk disebelahku malah menertawaiku. Sementara yang ditanya hanya diam saja dan duduk disampingku.
“Ada yang lucu mas?”, tanyaku ketus. Tak peduli kalau Upi’ ada disebelahku.
“Hmhmhmhm…. Tidak!”, jawab cowok itu sambil menahan tawanya.
“Hhhh!”,aku mengalihkan pandanganku ke panggung tanpa menghilangkan raut wajah sebalku.
“Aku ulin! Kau?”, kudengar cowok itu mulai berbicara. Sepertinya tawanya sudah reda.Kemudian kuangkat kepalaku menatapnya.
“kaakkkkkkk!”, aku mendengar seorang anak kecil berteriak padaku. Mengagetkanku saja.
“Ada apa sih?”, tanyaku menekan kemarahanku.Upi’ membangunkanku dari kenangan indahku. Tambah lagi laki-laki seumuran denganku yang sejak tadi duduk disebelahku malah menertawaiku. Sementara yang ditanya hanya diam saja dan duduk disampingku.
“Ada yang lucu mas?”, tanyaku ketus. Tak peduli kalau Upi’ ada disebelahku.
“Hmhmhmhm…. Tidak!”, jawab cowok itu sambil menahan tawanya.
“Hhhh!”,aku mengalihkan pandanganku ke panggung tanpa menghilangkan raut wajah sebalku.
“Aku ulin! Kau?”, kudengar cowok itu mulai berbicara. Sepertinya tawanya sudah reda.Kemudian kuangkat kepalaku menatapnya.
Dia sedang berdiri. Menyunggingkan
sedikit senyum. Mungkin itu senyum andalannya. Dan mengulurkan tangannya
padaku. Apa aku harus menolak uluran tangannya atau tidak. Jika ku tolak pasti
dia sakit hati.
“Aku Ari Indi”, kupilih untuk mengulurkan tanganku menyambut jabatan tangannya. Kubuang semua egoku. Dalam pikirku aku tak boleh menyakiti hati orang lain meskipun itu berarti aku yang harus tersakiti.
“Aku Ari Indi”, kupilih untuk mengulurkan tanganku menyambut jabatan tangannya. Kubuang semua egoku. Dalam pikirku aku tak boleh menyakiti hati orang lain meskipun itu berarti aku yang harus tersakiti.
Aku tercengang. Yang kulihat malah
Upi’ sedang senyum-senyum gak jelas sambil memandangi wajah Ulin. Oh Tuhan!
Anak kecil jaman sekarang terlalu mudah dewasa. Aku merasakan handphone di saku
celana jeansku bergetar. Setelah kulihat ternyata ada satu pesan diterima.
1 pesan diterima
Dari : Wenny Nda Q [085643445566] Heiiii nda??km dmn cih? |
Replay....
Ke: Wenny Nda Q [085643445566] Di TK kartika IV srondol sktr rmh, lg jln2 ama adek, ksni aj… ^^ |
Kelihatannya sudah tidak ada balasan
lagi. Akupun memasukkan kembali Handphoneku dan menengok Ulin juga adikku.
“Siapa? Cowokmu ya?”, tanya Ulin padaku. Yang sontak membuatku gelagapan.
“Siapa? Cowokmu ya?”, tanya Ulin padaku. Yang sontak membuatku gelagapan.
Bagaimana tidak. Aku dan Wenny memang
dekat. Kita kemana mana berdua.Tapi tidak ada hubungan apapun diantara kami
selain teman. Jujur saja aku memang menyukainya. Sangat. Entah sejak kapan aku
memiliki perasaan pada cowok itu.
“Hey!”, ulin megibas-ngibaskan tangannya didepan wajahku. “Napa malah nglamun non?”, tanyanya lagi.
“Eh? Bukan! Cuma temen kok!”, kataku . Tak mau menumbuhkan lebih banyak pertanyaan di otaknya.
“Hey!”, ulin megibas-ngibaskan tangannya didepan wajahku. “Napa malah nglamun non?”, tanyanya lagi.
“Eh? Bukan! Cuma temen kok!”, kataku . Tak mau menumbuhkan lebih banyak pertanyaan di otaknya.
Akupun berpamitan pada Ulin dan
berjalan menuju pinggir jalan.
“Tin!Tin!Tin!!!!!!” Sebuah suara klakson motor mengagetkanku. Ternyata itu Wenny yang menjemputku. Tapi moodku sudah berubah buruk saat ini. Setelah sampai dirumahpun aku tetap diam. Sementara aku hanya berdiam di kamar. Untuk beberapa saat aku hanya membuka album masa TKku.
“Indii, nak Wenny mau pamit!”, kata ibuku. Aku segera beranjak dar kamarku. Ketika ku tengok kebelakang, ayah ibuku sudah masuk dalam rumah.
“Kamu kenapa Nda,kok kayaknya lagi ada masalah?”, tanya Wenny tiba-tiba.
“Lagi gak enak badan aja kok nda,gak apa-apa”,.muka pucat yang sebenernyaa bohong.
“Jika ada apa-apa ceritalah padaku. Aku siap mendengarnya.ok Nda”, katanya sambil merangkulku. Wenny memang bersikap seolah mengerti apa yang kualami. Aku tahu dia hanya mencoba mengerti. Sebelum dia pergi tak lupa dia selalu menjabat tanganku,dan cium kening, seperti pacaran saja. hehhehehee J
“Makasihh”, lirihku. Ya… aku mengucapkan itu begitu lirih. Aku tak mau menyakitinya. Dia, orang yang kusayangi. Untuk saat ini.Dia yang mengisi hatiku, dia orang yang sempurna buatku.
“Tin!Tin!Tin!!!!!!” Sebuah suara klakson motor mengagetkanku. Ternyata itu Wenny yang menjemputku. Tapi moodku sudah berubah buruk saat ini. Setelah sampai dirumahpun aku tetap diam. Sementara aku hanya berdiam di kamar. Untuk beberapa saat aku hanya membuka album masa TKku.
“Indii, nak Wenny mau pamit!”, kata ibuku. Aku segera beranjak dar kamarku. Ketika ku tengok kebelakang, ayah ibuku sudah masuk dalam rumah.
“Kamu kenapa Nda,kok kayaknya lagi ada masalah?”, tanya Wenny tiba-tiba.
“Lagi gak enak badan aja kok nda,gak apa-apa”,.muka pucat yang sebenernyaa bohong.
“Jika ada apa-apa ceritalah padaku. Aku siap mendengarnya.ok Nda”, katanya sambil merangkulku. Wenny memang bersikap seolah mengerti apa yang kualami. Aku tahu dia hanya mencoba mengerti. Sebelum dia pergi tak lupa dia selalu menjabat tanganku,dan cium kening, seperti pacaran saja. hehhehehee J
“Makasihh”, lirihku. Ya… aku mengucapkan itu begitu lirih. Aku tak mau menyakitinya. Dia, orang yang kusayangi. Untuk saat ini.Dia yang mengisi hatiku, dia orang yang sempurna buatku.
Kulihat dia mengangguk. Setelah dia
pergi dari pandanganku, aku kembali memasuki kamarku. Aku memikirkan semuanya.
Aku tak mau menyakiti siapapun. Aku mengambil album TKku. Kubuka lembar demi
lembar. Mengenang masa TK. Masa bersama Yudha.
Aku masih ingat ketika kami
hujan-hujanan. Berlari menerjang hujan hanya dengan jas hujan kecil milik kami.
Begitu menyenangkan. Aku juga ingat waktu itu aku jadi rajin juga karenanya.
Ya… Karena seorang Yudha.
Pertemanan kami terbilang cukup awet.
Meski terkadang ada sedikit pertengkaran kecil diantara kami. Tapi, akhirnya
baikan juga. Hingga saat itu tiba. Ayahku dipindah tugaskan ke Magelang. Aku
terkejut. Aku tak bisa berpisah dengan Yudha. Terlalu sulit untukku berpisah
dengan Yudha. Tetapi Yudha kecil begitu tegar. Dia tetap menenangkanku.
Bahkan sebelum kepindahanku, dia memberikan hadiah 1 kardus untukku yang berisi
benda-banda lucu. Dia juga mengantarku. Menyedihkan memang berpisah dengannya.
Tapi aku senang masih bisa mengenangnya.
Aku berniat mencari jejak semua
teman-teman TKku. Setiap pulang sekolah, sebelum kembali ke rutinitas belajarku
aku sempatkan mengutak-atik hapeku. Tak lupa pula dengan laptopku. Aku ingin
mencari teman-teman TKku. Paling tidak nomor handphonenya.
1 minggu…. 2 minggu… 1 bulan… 2 bulan
sudah aku mencari nomor handphone teman-teman masa kanak-kanakku. Tapi tidak
satupun diantar mereka yang tau nomor handphone Yudha. Kata salah satu temanku,
tak lama setelah kepindahanku, ayah yudha juga dipindahtugaskan. Katanya Yudha
pindah ke Gunung Pati.Pencarian 1 tahun berhasil. Tanpa membuang waktu akupun
menelpon nomor yudha.
“Halo, Assalamu’alaikum”, suara khas seorang cowok menyambut teleponku. Meskipun aku tau itu bukan suara khas mlik Yudha kecil. Karena semakin dewasa suaranya juga berubah bukan.
“Ya, H-halo”, ucapku agak gugup. Entah kenapa jantung berdetak cepat saat ini. “Apa benar ini Yudha?”, tanyaku mencoba menghilangkan rasa gugupku.
“Iya, benar. Dengan siapa ya?”, mendengar itu hatiku seakan melayang. Ya tuhan, pencarianku tak sia-sia kini aku menemukannya.
“Halo, Assalamu’alaikum”, suara khas seorang cowok menyambut teleponku. Meskipun aku tau itu bukan suara khas mlik Yudha kecil. Karena semakin dewasa suaranya juga berubah bukan.
“Ya, H-halo”, ucapku agak gugup. Entah kenapa jantung berdetak cepat saat ini. “Apa benar ini Yudha?”, tanyaku mencoba menghilangkan rasa gugupku.
“Iya, benar. Dengan siapa ya?”, mendengar itu hatiku seakan melayang. Ya tuhan, pencarianku tak sia-sia kini aku menemukannya.
Setelah aku menyebutkan namaku. Dari
suaranya aku bisa mendengar kalau dia juga senang. Kamipun bercerita banyak di
telepon. Tak kupedulikan pulsaku,kami telepon 3jam. Aku baru tahu, ternyata dia
mencariku. Ya… yudha juga mencariku. Dia juga takut kalau-kalau kami bertemu
ternyata aku sudah melupakannya. Mana mungkin aku melupakannya. Cinta masa
laluku. Bahkan waktu ulang tahunku yang ke 17 tahun ini. Harapanku adalah
bertemu dengannya.
Hari demi haripun berlalu. Setelah
pencarianku itu, kini aku telah lebih dekat dengan Yudha. Aku tahu disampingku
ada Wenny sekarang. Tapi aku tak pernah tau apa maksud kedekatan kami selama
ini. Aku sekarang lebih sering mengobrol dengan Yudha, meski hanya melalui
telepon saja.
Hari ini tanggal 25 Desember 2010. Di
salah satu bumi perkemahan daerah Gunung Pati dekat SMP 24. Jantung terus
berdetak lebih cepat setiap mengingat kedekatanku dengan Yudha.Aku kesana untuk
ambil komik untuk Wenny yang cuma ada di Semarang.
Kami berjalan, naik dan naik. Mencari
pemandangan indah untuk meluangkan waktu kami, dan mengobrol. Mengenang masa
lalu kami.kami berada di bukit yang kata dia kalau di malam itu indah banget..
Hatiku semakin berpacu dengan waktu
ketika kami saling mengungkapkan perasaan kami. Ya…
“Yud, aku lama cari kamu karena aku sayang banget sama kamu,,”dia tercengang dengan kata –kataku dan aku buru-buruminta maaf.
“Ari, kamu itu gak perlu minta maaf karena aku juga sayang sama kamu”,Oh,ternayata kita itu sama –sama menyukai. Aku tak tau pastinya sejak kapan.
“Yud, aku lama cari kamu karena aku sayang banget sama kamu,,”dia tercengang dengan kata –kataku dan aku buru-buruminta maaf.
“Ari, kamu itu gak perlu minta maaf karena aku juga sayang sama kamu”,Oh,ternayata kita itu sama –sama menyukai. Aku tak tau pastinya sejak kapan.
Kita selanjutnya hanya tertawa, dan
tak memikirkan kalimat yang aku ucapakan. Lalu kupetik bunga merah yang akan
sebagai saksiku. Lalu kami naik kesebuah gasebo dan kita mengalihkan
pandanganku ke pemandangan di depan kami.
Aku pulang dengan perasaan bahagia.
Tak kusangka Yudha kecil kini sudah berubah semakin dewasa. Dia menjadi cowok
yang alim, baik, dan tetap menjadi Yudha yang ku kenal dulu. Dengan humor-humor
kecilnya yang selalu membuatku tertawa. Kata-katanya yang membuatku
tenang,disaat aku butuh sesuatu pun Yudha yang menjadi tempat cerita dan
memberikan solusi yang buat aku tenang.
Hariku terasa senang bersama Yudha dan Wenny.
Gimana kisah selanjutnya indi? dengan siapakah cintanya akan berlabuh?
Tunggu saja ya,,,
Sekilas cerita sebelumnya,aku lagi bahagia dengan hadirnya Wenny dan Yudha.
Namun, kebahagian itu gak selamanya. Keesokannya aku dibuat syok dengan status FB Wenny yang jadi “menikah dengan Annis”,lalu aku segera sms,,
Hariku terasa senang bersama Yudha dan Wenny.
Gimana kisah selanjutnya indi? dengan siapakah cintanya akan berlabuh?
Tunggu saja ya,,,
Sekilas cerita sebelumnya,aku lagi bahagia dengan hadirnya Wenny dan Yudha.
Namun, kebahagian itu gak selamanya. Keesokannya aku dibuat syok dengan status FB Wenny yang jadi “menikah dengan Annis”,lalu aku segera sms,,
Kepada :Wenny Nda
Q [085643445566]
Tu maksudnya status menikah apa? kok sama dia? |
Gak berapa lama dia balas,,
“thrretttt,,threttt,,thretttt,,,,,”
Dari : Wenny Nda
Q [085643445566]
Lh0 nda kan emg udh tau q ma dia?.. |
Aku langsung tersentak akan kata-kata
dia, walaupun aku memang tidak jelas hubungannya. Tapi dia udah perhatian,
antar jemput atau menemani aku kemana saja. Aku tak bisa terima kenyataan. Aku
cerita dengan Ibu semua. Dia tahu perasaan aku dan melarang aku dekat.
Belum aku sembuh sakit aku cerita sama
Yudha dan bertanya kalimat suka yang pernah kita ungkapain bersama-sama. Tapi
aku tambah sakit saat ku baca sms dari Yudha.
1 pesan
Dari :Yudha
[085643095613]
Assalammualaikum
ari, aku tahu perasaanmu saat ini tapi aku juga mau ngomong kalau aku sudah
punya cewek. Maaf aku tak bisa bohongi perasaan ini, aku sayang kamu tapi
gimana aku sudah punya cewek.
|
Seketika aku menangis semakin
menjadi-jadi.kenapa semua terjadi padaku.Aku dengan berat hati membalas sms
darinya
Kepada :Yudha [085643095613]
Walaikumsalam Yud, iya Yud gak
apa-apa. Aku juga tahu kalau kita hanya teman kecil ya. tapi kita tetap temen
ya....
|
Ada balasan dari Yudha,tapi
aku udah gak sanggup buat jawab sms. Aku juga dengan Wenny tidak smsan untuk 3
bulan.Hari-hariku hanya diam.Masih meratapi kisahku,tapi aku harus bangkit..
Setelah 3 bulan,,,,,
Setelah 3 bulan,,,,,
1 pesan
Dari :Mz Wen [085643445566]
Indi, dlu nah beliin komik, boleh q
ambil.^^
|
Kepada : Mz wen
[085643445566]
Iya ambil, dirmh. |
10 menit kemudian,,,,,
Mz Wenny udah
didepan rumahku,aku buka dan aku suruh duduk.Hanya senyum kecut yang aku
berikan.
“Duduk mz,” dengan nada berbeda dari 3 bulan lalu yang aku ramah sekali. Karena walupun sudah lama aku tetap merasa sakit itu masih membekas di hati ini dan tak akan hilang.
“Iya, makasih. Sendirian dirumah?” dia mungkin merasa tidak enak tapi gimana komik itu udah gak ada di toko manapun dan aku punya itu komik. Mau tidak mau dia tetap temui aku. Dia juga berbeda tak seperti dahulu.
“Duduk mz,” dengan nada berbeda dari 3 bulan lalu yang aku ramah sekali. Karena walupun sudah lama aku tetap merasa sakit itu masih membekas di hati ini dan tak akan hilang.
“Iya, makasih. Sendirian dirumah?” dia mungkin merasa tidak enak tapi gimana komik itu udah gak ada di toko manapun dan aku punya itu komik. Mau tidak mau dia tetap temui aku. Dia juga berbeda tak seperti dahulu.
Aku pun tak jawab pertanyaan dia, dan
kebelakang untuk buatkan minum.
“Ini mz minumnya,, waduh, maemanny cuma ini,, maaf ya,,. Entar ya, tak ambilke,,, minum dulu deh..” ya, aku mulai agak gak ketus sih, gimanapun dia udah baik 3 bulan temani aku, layaknya pacar tapi kenyataan pahit aku terima di belakang.
“Ok.. maksh, malah repot-repot,, dikeluarke semua makannya,, hhee”, katanya sambil tertawa, seakan tak pernah terjadi apapun,,
“Ini mz minumnya,, waduh, maemanny cuma ini,, maaf ya,,. Entar ya, tak ambilke,,, minum dulu deh..” ya, aku mulai agak gak ketus sih, gimanapun dia udah baik 3 bulan temani aku, layaknya pacar tapi kenyataan pahit aku terima di belakang.
“Ok.. maksh, malah repot-repot,, dikeluarke semua makannya,, hhee”, katanya sambil tertawa, seakan tak pernah terjadi apapun,,
Lalu kuberikan komik itu, dan itu
benar, dia tanya “Ganti berapa?”
Aku sih dikit bohong ”Gak sah, gratis aja, itu juga dikasih sama temen kok,” Walupun hati ini sakit, aku belain ke semarang, ambil komik , bayar juga di yudha, dia terima beres dan hanya ucapan makasih. Tapi tak apalah, itung-itung dia bawakan makanan, temani aku kemna-mana aku bayar dengan komik itu.
“Bener nih, makasih ya..” Dia sambil tersenyum, senyum manis yang dulu buatku sekarang dia milik orang. Kita mengobrol sih, seperti biasa aja hanya gak panggil “nda”, itu buatku sedih tapi harus terima semuanya.
Saat aku ngobrol sama Wenny handphoneku bergetar,,
Aku sih dikit bohong ”Gak sah, gratis aja, itu juga dikasih sama temen kok,” Walupun hati ini sakit, aku belain ke semarang, ambil komik , bayar juga di yudha, dia terima beres dan hanya ucapan makasih. Tapi tak apalah, itung-itung dia bawakan makanan, temani aku kemna-mana aku bayar dengan komik itu.
“Bener nih, makasih ya..” Dia sambil tersenyum, senyum manis yang dulu buatku sekarang dia milik orang. Kita mengobrol sih, seperti biasa aja hanya gak panggil “nda”, itu buatku sedih tapi harus terima semuanya.
Saat aku ngobrol sama Wenny handphoneku bergetar,,
Dari :Pratama
[087731088706]
Ao,, agy apa? jo lupa maem ntr maag.. hehe |
Replay...
Kepada :Pratama [087731088706] Ao juja,, ea,, mksh ez ingetin q sllu ya,, :D |
Sedikit ku lirik Wenny sepertinya lihat aku yang lama membalas sms itu dan terlihat serius. Memang aku lama banget, itu aku sengaja.
“Cie, udah dapat cowok? kenalin dong sama aku, siapa cowok yang beruntung dapatin kamu??”, kata Weny yang sambil tertawa dan sambil menggoda aku.
Sambil tersenyum aja aku, “Gak kok, temen aja”. Sambil berpikir kata-kata Weny ‘cowok yang beruntung dapatin kamu’, apa ya maksud dia? Aku berpikir kata-kata dia sampai aku terkejut.
“Hellllooo,, kesambet lho say ama syaiton,, hehhe”,, gaya khas lucunya sambil ketawa.
Itu yang aku suka
darinya, senyum ramah yang gak pernah habis buatku, jadi inget kalau ada tugas
berat aku ngeluh, pasti dia dukung aku dengan telepon dan ngajak tertawa.
“Ahh.. gak nglamun kok,, uh,, dasar mz Wen, masak say jadi sayton,, hhuh”, menggrutu sebel tapi tetap senyum.
“Ahh.. gak nglamun kok,, uh,, dasar mz Wen, masak say jadi sayton,, hhuh”, menggrutu sebel tapi tetap senyum.
Sejahat dia nyakitin aku, aku tetap
tak bisa benci sama dia. Walaupun disaat aku kemarin sakit ada Yudha, ada
Lucky. Lucky lah yang selalu semangatin aku, tiap detik sms aku buat ingetin
istirahat, makan. Tapi aku kemarin-kemarin belum sadar akan kebaikan dia yang
teramat baik buat aku.
“Ndi, aku pulang ya,, maksih udah ngrepotin kamu, gratis juga ini komik, hhee”, sambil berdiri dan mengulurkan tangannya. Lalu aku juga mengulurkan tangan. Tiba-tiba, tanganku dicium dan dia berpamitan. Aku juga mencium tangannya.
“Iya mz, sama-sama deh..”, sambil melepaskan tangank ini.
“Da,, da,,, indi,,”, dia sambil naik motor dan melambaikan tangannya.
“Ok mz, ati-ati”, ucapku seperti biasa. Ku tunggu hingga ia hilang dari pandangan mata ku ini. Cepat sekali karena dia membawa motor selalu dengan kecepatan tinggi.
Tak berapa lama,handphone yang aku taruh dimeja bergetar.
“threeeettt,,threeeett,,thretttttt....”
“Ndi, aku pulang ya,, maksih udah ngrepotin kamu, gratis juga ini komik, hhee”, sambil berdiri dan mengulurkan tangannya. Lalu aku juga mengulurkan tangan. Tiba-tiba, tanganku dicium dan dia berpamitan. Aku juga mencium tangannya.
“Iya mz, sama-sama deh..”, sambil melepaskan tangank ini.
“Da,, da,,, indi,,”, dia sambil naik motor dan melambaikan tangannya.
“Ok mz, ati-ati”, ucapku seperti biasa. Ku tunggu hingga ia hilang dari pandangan mata ku ini. Cepat sekali karena dia membawa motor selalu dengan kecepatan tinggi.
Tak berapa lama,handphone yang aku taruh dimeja bergetar.
“threeeettt,,threeeett,,thretttttt....”
2 pesan diterima
Dari : Mz wen
[085643445566]
Ao,,q dah sampe rumah,maksh ^^ |
Replay:
Kepada : Mz wen [085643445566] Wuz,,cepet,naek jet ^^ hhehhe |
Dari :Yudha
[085643095613]
Rik,aku udah didaerahmu.Rumahmu yang mana?? |
Aku tidak percaya kalau Yudha udah
didaerah rumahku. Gak pikir lama aku telepon dia. Akhirnya dia kerumahku untuk
tepati janjinya padaku. Aku merasa senang sekali walaupun aku tahu dia milik
orang lain. Aku perisalakan masuk kerumah, dia cerita banyak sama aku. Dia
ingat kalau dia pernah antar pindahan. Seneng banget. Karena udah sore dia
pulang, lagipula perjalanan Gunung pati-Magelang cukup jauh.
“Makasih ya rik, udah jadikan aku tamu istimewa, kamu jadi repot”, nada halus yang diucapkan tapi buat aku ketawa.
“iya Yud, kan kamu juga lagi sekali kerumaku setelah 11 tahun tidak kerumahku,” nada halus juga, biar kelihatan sopan gitu.
“Assalammualikum ya rik,kapan-kapan kamu main lagi ketempatku ya.”, sambil mulai menyalakan motornya.
“Walaikumsalam Yud, iya kapan-kapan. Kamu juga sering main-main ke Magelang ya,, ati –ati ya Yud,,”, kulambaikan tanganku dan senyum ku tebar untuknya.
“Makasih ya rik, udah jadikan aku tamu istimewa, kamu jadi repot”, nada halus yang diucapkan tapi buat aku ketawa.
“iya Yud, kan kamu juga lagi sekali kerumaku setelah 11 tahun tidak kerumahku,” nada halus juga, biar kelihatan sopan gitu.
“Assalammualikum ya rik,kapan-kapan kamu main lagi ketempatku ya.”, sambil mulai menyalakan motornya.
“Walaikumsalam Yud, iya kapan-kapan. Kamu juga sering main-main ke Magelang ya,, ati –ati ya Yud,,”, kulambaikan tanganku dan senyum ku tebar untuknya.
Kulihat sampai dia hilang dari
pandanganku. Sesaaat aku melamun berpikir,kenapa aku jadi dekat lagi sama Wenny
sama Yudha. Ah, tak apalah yang penting mereka bahagia,aku ingin menjauh tapi
hati ini tak mugkin dibohongi untuk tetap dengannya.
Aku berpikir
kenapa cinta masa kecilku juga lenyap, cinta yang ada dihadapanku pun juga
hanya menyakiti hati ini. Tapi aku tak perlu
cinta mereka, aku bahagia jika meereka bahagia diatas kesedihan aku ini.
“Tinnnnnnnnnn,,,,,”,bunyi klakson truk yang lewat membangunkanku dari lamunan ini.Dan aku masuk kerumah kembali.
“Tinnnnnnnnnn,,,,,”,bunyi klakson truk yang lewat membangunkanku dari lamunan ini.Dan aku masuk kerumah kembali.
Beberapa bulan kedepan.....
Aku tak pernah putus sms sama Yudha sebagai tali persaudaraan. Sering kasih kabar, tanya kabar keluarga. Aku juga jadi smsan Weny, tapi tak sedekat dahulu, karena aku tahu batasanya.
Aku tak pernah putus sms sama Yudha sebagai tali persaudaraan. Sering kasih kabar, tanya kabar keluarga. Aku juga jadi smsan Weny, tapi tak sedekat dahulu, karena aku tahu batasanya.
Aku baru tahu makna ‘cinta tak harus
memiliki’. Aku alami sendiri kisah cinta ini, cintaku memang tak ditakdirkan
untuk memiliki mereka, tapi hati ini telah bahagia saat aku dulu bersamanya.
Harus terima semua dengan hati dan pikiran tenang. Akhirnya aku tak bersama
Yudha atau Wenny...
Tapi aku punya prinsip “Aku tak apa jika sekarang aku bukan siapa-siapa untukmu,, Tapi aku berharap suatu saat nanti menjadi terakhir dihatimu”
Tapi aku punya prinsip “Aku tak apa jika sekarang aku bukan siapa-siapa untukmu,, Tapi aku berharap suatu saat nanti menjadi terakhir dihatimu”
^^THE END^^